Akhir-akhir ini aku mulai mengaktifkan lagi blog yang sudah lama tak terurus. Sebuah blog yang berisi tentang curhatan seorang perempuan muda yang sedang berambisi mencari pekerjaan pertama di dunia korporasi. Jangan harap isinya bakal berat dan susah dibaca, blog ini berisi bacaan ringan tempat curahan hati pemiliknya yang sering galau. Kadang banyak cerita sedihnya dibandingkan cerita yang lain. Selain itu juga isinya lagu-lagu yang disukai. Pernah sekali bikin puisi tapi agaknya kurang menarik lagi untuk dibaca. Pernah mikir sesekali, kenapa waktu itu kepikiran buat buat puisi di blog ini? Tidak banyak yang tertulis dalam blog ini. Maklum yang punya lebih suka nulis diary di buku? Old- Fashioned! Teknologi berkembang. Orang beralih ke social media.
Pemilik blog juga berusaha mengikuti trend masa kini. Tidak terjebak dalam nostalgia atau romantisme masa lalu. Generasi 90an sepertinya agak sulit move on.
Sekarang setelah blogging bisa dilakukan di mana saja dengan android. Perempuan ini memutuskan untuk menulis lagi. Merasa ada yang kurang jika blognya tak diisi. Apalagi sekarang masa-masa menanti sebuah perkerjaan yang disukai datang menghampiri. Mengisi waktu luang yang bermanfaat ya salah satunya blogging. Walaupun yang ditulis kebanyakan berisi curhatan.
Kembali ke topik awal yang akan membahas filosofi dari nama baru untuk blog aku ini. Gula Jawa atau Javanese Sugar. Aku lebih suka nama yang pertama. Terdengar lebih ear catching. Enak didengar maksudnya. Lebih Indonesia.
Thursday, August 13, 2015
Filosofi Gula Jawa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment