Hari ini aku
bersama teman-teman cewek yang kece akan menemui sobat-sobat cilik dari negeri
Tongkeng. Dimanakah negeri Tongkeng? Ada yang tahu? Yap benar sekali, negeri
Tongkeng ada di Jalan Tongkeng (jalan Patrakomala) Bandung.
Cuaca hari
minggu sangat cerah untuk dihabiskan dengan bermain bersama sobat-sobat cilik. Terdengar
sangat mengasikkan. Kami tidak menyiapkan apa-apa untuk dibawa ke negeri Tongkeng.
Tak ada perbekalan. Hanya keinginan yang besar untuk datang dan bermain.
Perlu waktu
satu jam untuk sampai di negeri Tongkeng dari negeri tempat kami tinggal. Perjalanan
yang cukup panjang tidak membuat semangat kami luntur menjumpai sobat-sobat
cilik. Sesampainya di negeri Tongkeng, kami tidak kenal dengan satupun penghuni
negeri Tongkeng. Kami asing di mata mereka. Tetapi kami tidak menyerah. Langkah
awal, sok kenal. Caranya? Dengan ikut permainan mereka, sepak bola. Baru aku
tau, betapa melelahkannya bermain bersama anak-anak? Tetapi lihatlah mereka,
tidak pernah mengerti kita. Terus bermain walaupun tanpa kami.
Langkah kedua,
jangan bersikap formal dan kaku. Hei mereka hanya anak-anak yang sedang
menghabiskan hari liburnya dengan bermain. So, kuras tenagamu bersama mereka. Kalau
tidak sanggup, jangan mengeluh di depan mereka.
Langkah ketiga,
kenalilah mereka satu persatu. Jangan sampai terlewat. Dengan susah payah aku
menghafalkan seluruh nama sobat-sobat cilik negeri Tongkeng. Terkadang aku
harus mengulangi pertanyaan yang sama, siapa namamu? Kelas berapa? Sekolah dimana?
Betapa menyenangkannya jika nama kita diingat oleh orang lain.
Kadang kala
anak-anak yang kita kira lucu dan menggemaskan mengejutkan kita dengan bahasa
yang tidak sepantasnya. Marahkah kita? Tidak, mereka hanya anak-anak. Lalu apa
yang kita lakukan? Memberitahu tapi tidak dengan sikap keras. Begitu pula sobat
Tongkeng, beberapa kali harus mendengar kata-kata kotor. Haruskah dunia
anak-anak penuh dengan kata-kata kotor? Sisi lain dunia ini mengerikan buat
anak-anak.
sobat-sobat
kecil Negeri Tongkeng tidak selalu menemani kami sebagai teman baru. Mereka meningggalkan
kita sesuka hati. Kami masih tidak dianggap.
Sebelum kami
pulang ke negeri masing-masing, kemi berhasil membujuk mereka untuk berkeliling
negeri Tongkeng. Menunjukkan rumah-rumah sobat-sobat cilik. Banyak sekali
pelajaran yang aku dapatkan hari ini. Negeri Tongkeng menyimpan sejuta cerita
yang tersembunyi dalam setiap diri sobat-sobat cilik. Indahnya dunia anak-anak.
Ketika akan
pulang, kami berpamitan dengan mereka, para sobat cilik. Hal yang membuatku
terkesan, salah satu dari mereka menyebut namaku. Kami baru kenal dan mereka
mengingat kita.
Minggu depan kami akan berkunjung lagi. Sampai jumpa
sobat-sobat cilik negeri Tongkeng. Aku tidak sabar menunggu permainan kita
selanjutnya.
No comments:
Post a Comment