Monday, November 4, 2013

Minggu Cerah di Negeri Tongkeng

 
Hari ini aku bersama teman-teman cewek yang kece akan menemui sobat-sobat cilik dari negeri Tongkeng. Dimanakah negeri Tongkeng? Ada yang tahu? Yap benar sekali, negeri Tongkeng ada di Jalan Tongkeng (jalan Patrakomala) Bandung.
Cuaca hari minggu sangat cerah untuk dihabiskan dengan bermain bersama sobat-sobat cilik. Terdengar sangat mengasikkan. Kami tidak menyiapkan apa-apa untuk dibawa ke negeri Tongkeng. Tak ada perbekalan. Hanya keinginan yang besar untuk datang dan bermain.
Perlu waktu satu jam untuk sampai di negeri Tongkeng dari negeri tempat kami tinggal. Perjalanan yang cukup panjang tidak membuat semangat kami luntur menjumpai sobat-sobat cilik. Sesampainya di negeri Tongkeng, kami tidak kenal dengan satupun penghuni negeri Tongkeng. Kami asing di mata mereka. Tetapi kami tidak menyerah. Langkah awal, sok kenal. Caranya? Dengan ikut permainan mereka, sepak bola. Baru aku tau, betapa melelahkannya bermain bersama anak-anak? Tetapi lihatlah mereka, tidak pernah mengerti kita. Terus bermain walaupun tanpa kami.
Langkah kedua, jangan bersikap formal dan kaku. Hei mereka hanya anak-anak yang sedang menghabiskan hari liburnya dengan bermain. So, kuras tenagamu bersama mereka. Kalau tidak sanggup, jangan mengeluh di depan mereka.
Langkah ketiga, kenalilah mereka satu persatu. Jangan sampai terlewat. Dengan susah payah aku menghafalkan seluruh nama sobat-sobat cilik negeri Tongkeng. Terkadang aku harus mengulangi pertanyaan yang sama, siapa namamu? Kelas berapa? Sekolah dimana? Betapa menyenangkannya jika nama kita diingat oleh orang lain.
Kadang kala anak-anak yang kita kira lucu dan menggemaskan mengejutkan kita dengan bahasa yang tidak sepantasnya. Marahkah kita? Tidak, mereka hanya anak-anak. Lalu apa yang kita lakukan? Memberitahu tapi tidak dengan sikap keras. Begitu pula sobat Tongkeng, beberapa kali harus mendengar kata-kata kotor. Haruskah dunia anak-anak penuh dengan kata-kata kotor? Sisi lain dunia ini mengerikan buat anak-anak.
sobat-sobat kecil Negeri Tongkeng tidak selalu menemani kami sebagai teman baru. Mereka meningggalkan kita sesuka hati. Kami masih tidak dianggap.
Sebelum kami pulang ke negeri masing-masing, kemi berhasil membujuk mereka untuk berkeliling negeri Tongkeng. Menunjukkan rumah-rumah sobat-sobat cilik. Banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan hari ini. Negeri Tongkeng menyimpan sejuta cerita yang tersembunyi dalam setiap diri sobat-sobat cilik. Indahnya dunia anak-anak.
Ketika akan pulang, kami berpamitan dengan mereka, para sobat cilik. Hal yang membuatku terkesan, salah satu dari mereka menyebut namaku. Kami baru kenal dan mereka mengingat kita. 
Minggu depan kami akan berkunjung lagi. Sampai jumpa sobat-sobat cilik negeri Tongkeng. Aku tidak sabar menunggu permainan kita selanjutnya.