Thursday, July 30, 2015

23

Ketika usia memasuki angka 20 maka dunia tak lagi sama bagiku. Bukan soal dunia nyata yang sedang bergolak karena sistem yang semakin bebas, tentu saja bukan tentang itu. Terlalu luas untuk dikaitkan dengan kehidupan pengangguran yang tak kunjung mendapat pekerjaan pertamanya. Ini hanya soal cara pandang seorang perempuan yang memasuki fase hidup di umur yang cukup krusial untuk dilewati. Dunia memang semakin mengerikan dengan banyaknya persoalan yang terus melanda negeri ini. Apakah karena hal tersebut perempuan ini tak kunjung bekerja? Tentu saja tidak. Walaupun secara tak langsung berdampak pada sulitnya mencari kerja di negeri yang banyak melahirkan seorang pencuri uang negara. Di sini tak akan dibahas hal tersebut.
Perempuan ini hanya merasa galau untuk menentukan jalan hidupnya. Mau dibawa kemana masa depannya? Terkadang merasa sulit menghadapi dunia dengan sudut pandang yang sempit. Badannya yang memang sudah kurus makin lama makin susut saja. Banyak yang dipikirkannya.
Kadangkala merasa dunia ini indah ketika tak menghiraukan sekitar. Hanya peduli pada diri sendiri. Namun tatkala membuka mata sulit nian mendengar banyak kisah sedih tentang banyaknya kemiskinan. Ya ini adalah masalah negeri ini dan masih banyak lagi yang harus diurus oleh negara. Kadang menjadi apatis seolah pilihan yang gampang. Tak perlu memikirkan mereka bisa makan atau tidak besok karena melihat diri yang masih penggangguran juga sudah membuat pusing. Lalu siapa yang harus disalahkan? Kenapa tak banyak pilihan yang tersedia untuk hidup? Apakah cara pandang seperti ini yang salah? Apa yang salah dengan semua ini? Apakah sistem dunia ini? Atau ini hanya sekedar curahan hari perempuan muda yang sedikit galau? Entahlah. Sekarang ini tak ada jawaban. Karena pada fase ini memang akan banyak sekali pertanyaan dalam diri yang tak menemukan jawaban.
Pada fase ini pula lah dimulai untuk tak lagi menggantungkan hidup pada orang lain. Diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang datang.
Akan banyak kesalahan yang akan dilakukan. Begitu pula dengan kekecewaan. Tak perlu khawatir jika dunia tak sesuai harapan. Memang inilah kenyataan yang harus dihadapi. Bahwa dunia tak mudah ditaklukkan.
Jika ada banyak orang yang tidak percaya, tak perlu dipedulikan.
Fase ini kemampuan untuk mengendalikan diri sedang diuji.
Selamat malam perempuan muda. Selamat berjuang mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Semoga berhasil.

Saturday, July 25, 2015

Mengenangmu

Hari ini kami memperingatimu. Ya sepuluh tahun sudah engkau telah meninggalkan keluarga ini. Kami terus berjalan. Time flies so fast. Namun kenangan tidak mudah hilang begitu saja. Walaupun hidup harus terus menatap ke depan, seolah-olah engkau selalu ada.
Aku tumbuh dewasa, menjadi perempuan yang telah memikirkan masa depannya sendiri. Tak lagi selalu memanggil namamu setiap pagi jika perlengkapan sekolahku hilang. Bagaimana mungkin aku lupa? Kadang aku ingin menghapusnya atau setidaknya menyimpan rapi semua memori tentangmu? Ada masanya semua menjadi menyakitkan. Aku masih labil menghadapi dunia. Belum menemukan titik balik dalam hidupku. Selalu mencari jawaban dari setiap keadaan yang tak semestinya. Mencari arti dari yang hilang. Engkau tak lagi bisa menjawab pertanyaanku. Mungkin kau bisa mendengar keluh kesahku, tapi aku tak mampu menjangkau duniamu. Selalu muncul pertanyaan bodoh dalam kepalaku jika suatu saat aku berada dalam masalah. Bisakah engkau kembali? Mustahil. Lalu aku menyadari, aku tak pernah benar-benar membiarkanmu pergi.
Kedewasaan tidak diukur dari usia seseorang, begitu kata pepatah. Siapa yang mengatakannya? Aku pun tak tahu. Tapi mungkin benar untuk keadaanku saat ini, aku belum dewasa. Saat itu akan datang ketika nanti aku telah mampu membiarkan yang telah pergi dan mempersilahkan orang yang akan datang. Untuk sampai pada tahap itu, aku harus belajar. Yang pertama dan utama adalah belajar mengendalikan diri. Sulit memang untuk dilakukan tapi aku yakin bisa melewatinya. Anggap saja ujian hidup. Semua orang punya masalah dan seharusnya mampu melewatinya. Kecuali orang-orang yang memutuskan untuk lari dari keadaan.
Saat ini aku ingin mengingat engkau dalam suasana yang damai dan tentram. Aku berharap engkau melihatku dan mendengarku. Saat ini aku hanya ingin didengarkan. Lalu semua menjadi baik.
Engkau adalah pribadi yang kalem, tidak banyak bicara dan menyimpan banyak cerita hidup. Sebagian diriku ingin menjadi seperti dirimu. Walau tak semua darimu sempurna tapi kau teladan yang baik. Sebisa aku mengingat engkau adalah orang yang tulus dan penuh kasih terhadap siapa pun. Kisah hidupmu memberikan banyak pelajaran untukku untuk sabar dalam menghadapi sesuatu. Aku belum mencapai itu dan masih terus belajar. Engkau tak lagi mengajariku makna hidup tapi tak apa. Kau tetap selalu di hatiku.

Aku masih menjadi anak perempuanmu. Bagiku engkau tetap hidup dalam diriku. Kapan pun aku membutuhkanmu, aku berharap engkau ada di sana sedang mendengarkanku. Bapak, aku tak lagi menangis ketika mengingatmu. Aku bahagia terlahir sebagai anakmu.