Wednesday, June 22, 2016

Apresiasi Beragama

Beberapa hari yang lalu, saya mendengar talkshow di Radio Republik Indonesia menjelang sahur. Saya lupa nama programnya, benar-benar tidak ingat, seperti ada kata inspritasi atau inspiratif. Setengah sadar mendengarkannya. Namun tiba-tiba saja saya mulai tertarik untuk mendengarkan lebih seksama karena bintang tamu dari acara tersebut adalah salah satu artis Indonesia yang saya kagumi yaitu Marcell Siahaan. Saya suka lagu-lagunya dan setiap penampilannya. Lagu yang romantis dan pembawaan yang kalem membuat saya jatuh hati pada ayah tiga anak ini. 

Yang ingin saya bahas dalam tulisan ini mengenai persepsi atau cara pandang seorang Marcell Siahaan terhadap hidup beragama. Tapi tidak usah khawatir, tulisan ini tidak akan seberat yang dibayangkan. Hanya sedikit mengulik apa yang saya tangkap dan pahami dari cerita Marcell di acara radio RRI waktu itu. 

Ia bercerita bahwa menghargai agama orang lain adalah sebuah bentuk apresiasi, bukan lagi sebatas toleransi. Baginya apresiasi terhadap suatu agama merupakan tingkatan yang lebih tinggi daripada sekedar bertoleransi yang terkadang hanya dimaknai sekadarnya. Menghargai berarti sepenuh hati menghargai tanpa ada kata "asalkan". Sebagai manusia yang hatinya rapuh menghargai baru diaplikasikan ketika ada timbal balik dari yang dihargai.

Dari penuturannya, saya mulai berpikir keras untuk mengerti dan memahami apa arti dari apresiasi beragama? Kemudian di level manakah bentuk menghargai dalam beragama yang saya aplikasikan dengan orang-orang terdekat? Refleksi diri yang menyentak relung terdalam hati saya dalam beragama. 

Melihat perkembangan social media saat ini, mendebatkan sesuatu yang berhubungan dengan toleransi beragama kadang tidak masuk logika saya. Hanya ingin mempertahankan logika berpikir yang sempit dan menghujat agama orang lain. Apakah seperti cara bertoleransi? Akhirnya saya mengerti bahwa untuk mencapai apresiasi kita perlu banya berefleksi diri. 


No comments: